Virus Human Metapneumovirus (HMPV) telah menjadi perhatian global setelah terjadi lonjakan kasus di China dan penyebarannya ke berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. HMPV adalah virus pernapasan yang dapat menyebabkan gejala mirip flu, dan meskipun tidak baru, peningkatan kasus ini memicu kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan.
Lonjakan Kasus di China
Sejak akhir Desember 2024, China melaporkan peningkatan signifikan dalam infeksi HMPV, terutama di provinsi-provinsi utara. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (China CDC), kasus HMPV meningkat di kalangan anak-anak dan orang dewasa, dengan gejala yang mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas. Meskipun ada lonjakan, otoritas kesehatan China menegaskan bahwa sistem kesehatan tidak dalam keadaan tertekan dan tidak ada deklarasi darurat yang dikeluarkan terkait situasi ini.
World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa lonjakan kasus HMPV di China adalah bagian dari tren musiman yang biasa terjadi selama musim dingin. “Tingkat infeksi pernapasan di China saat ini berada dalam kisaran yang diharapkan untuk musim dingin, dan tidak ada pola wabah yang tidak biasa yang dilaporkan,” kata juru bicara WHO, Carla Drysdale.
Penyebaran ke Asia Tenggara
Dengan meningkatnya kasus di China, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mulai mengambil langkah-langkah pencegahan. Di Bali, misalnya, pihak berwenang telah meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung dari China dan Malaysia. Wisatawan yang datang ke Bali diwajibkan untuk mengisi formulir kesehatan tiga hari sebelum kedatangan, yang mencakup informasi tentang gejala seperti demam atau batuk.
Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr. Ketut Suarjaya, menyatakan bahwa langkah-langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran HMPV dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga kebersihan, serta mengikuti protokol kesehatan yang ada,” ujarnya.
Gejala dan Penanganan HMPV
HMPV biasanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang, seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat. Namun, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia. Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk HMPV, sehingga pencegahan melalui kebersihan dan menjaga kesehatan adalah langkah terbaik.
Respons Global
Negara-negara lain, termasuk Singapura dan India, juga melaporkan peningkatan kasus HMPV. Singapura mencatat lonjakan infeksi pada akhir 2024, yang dianggap konsisten dengan peningkatan aktivitas sosial dan perjalanan selama musim liburan. Di India, pihak berwenang sedang memantau situasi dengan ketat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) juga mengawasi situasi ini, meskipun mereka menekankan bahwa saat ini tidak ada alasan untuk panik. “Kami terus memantau laporan kasus HMPV dan tidak melihat adanya kekhawatiran yang signifikan di AS saat ini,” kata seorang juru bicara CDC.
Dengan meningkatnya kasus HMPV di China dan penyebarannya ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan. Meskipun HMPV bukan virus baru, lonjakan kasus ini menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit.